Welcome to my Word

Senin, 14 November 2011

MEMORI SEBUAH CATATAN PART 1


Aku duduk dikursi roda disamping ranjang dimana suamiku berbaring lemah tak sadarkan diri, usiaku tidaklah muda lagi, usiaku telah menginjak 70 tahun. Aku bukanlah Aii yang dulu,yang kuat,yang semangat. Aku Aii yang lemah yang duduk dikursi roda sejak 10 tahun yang lalu. Suamiku dafa kini terbaring sakit diranjang dan tak ingin menghabiskan sisa usianya dirumah sakit, usianya tidak jauh terpaut denganku, hanya terpaut 1 tahun. Ia umur suamiku 71 tahun, 1 tahun lebih tua dariku. Kami hanya tinggal bertiga dirumah yang cukup megah, aku,suamiku,dan pembantuku yang setia merawatku dan suamiku. Siapa lagi yang merawat kami selain pembantuku itu, Siti. Dialah yang selalu setia menemaniku sejak usianya 20 tahun, dia meneruskan pekerjaan ibunya yang telah lama ikut dengan keluarga kami, namun kini telah meninggal. Ia,kami tidak dikaruniai Anak oleh Tuhan, karena rahimku telah diangkat ketika aku berumur 18 tahun. Aku memiliki 1 anak adopsi nama Tio, namun kini dia sudah berkeluarga tidak tinggal bersama kami, mungkin dia telah bahagia dengan keluarga barunya kini.
                Aku menatap nanar wajah suamiku, wajahnya saya,wajah yang selalu memberiku keteduhan,walau dia sedang terlelap. Aku sungguh mencintai suamiku, dan sebaliknya diapun begitu, dia mau menerima segala kekuranganku yang tak bisa memiliki anak ini. Sungguh dialah suami terhebat yang pernah aku miliki. Aku meneteskan air mata melihatnya, perlahan aku membuka diarynya yang baru di temui siti di lemari yang kuncinya selalu Dafa pegang, buku itu masih utuh dan isinya hanya tentang aku, mulai aku mengenalnya sampai sekarang. Aku mulai membaca halaman pertama dari dairynya.
5 januari 1950
                Aku melihat seorang wanita, sungguh cantik,,
Namun, ada yang lain dari wanita itu, senyumnya jarang merekah. Ada apa dengan dia?
Dan siapa namanya....? aku ingin mengenalnya lebih jauh lagi....... tunggulah, ini masalah waktu, aku pasti mengenalnya... :D

Aku membuka halaman selanjutnya
10 januari 1950
                Aku tau namanya,,,yah bahagianya aku,,,
Aku sudah tau namanya,,, ayundiia aiina pramita. Nama yang sungguh indah,, seindah wajahnya
Namun aku belum dapat mengenalnya.....biarlah,,,,, aku akan memberi kejutan padanya.....
Aku berjanji Aii
Dafa dan Aii

                Aku tersenyum membacanya, akupun membuka lagii halaman berikutnya

30 maret 1950
                Harii ini Aii ulang Tahun,,,
Aku bahagia banget bisa kasii kado boneka beruang putiih untuknya.. dan dia sangat senang...ya walau aku hanya bisa menitipkannya melalui sahabatku, biarlah hanya aku yang tau.....
Ah namun, terbesit satu kesedihan,,, aku menemukannya.. ya aku menemukannya kenapa dia tak pernah tersenyum sedikitpun,,,,,
Aku tau,,,,,
Namun walaupun dia tak bisa memiliki anak, aku tetap mencintainya
Biarlah, aku mencintai segala kekurangannya... aku akan tetap memberi kejutan untuknya.
Aii bersabarlah,,,,,

                Aku menangis membaca catatan itu, sungguh mengiris,, dia ternyata tau banyak tentang aku sebelum dia melamarku,,,, aku menatap wajah Dafa, ku usap dahinya yang terlihat telah mengkerut dimakan oleh usia. Aku kembali membuka lembaran berikutnya.
5 mei 1950
                Aku datang, ya aku datang ke rumahnya untuk melamarnya, walau aku tau resiko yang akan aku ambil, ya resiko untuk ditolaknya. Karena inilah kejutanku untuk aii, wanita yang selama ini membuatku jatuh cinta membuat aku lebih semangat. Dia memang tak mengenalku, tapi cukup aku yang mengenal.a
                Aku nekat melamarnya, walau ku tau usahaku pasti sia-sia......
Walau ku tau orang tuaku pasti tidak mengijinkanku, namun aku mencoba membujuk mereka, mungkin dengan sedikit ancaman,hehe,, yang  penting mereka mau..... ya dengan memberi pengertian pada mereka kalau aku tidak akan  menikah sebelum aku sukses....
Aku tak menuntut untuk dia menikah denganku saat ini juga , aku hanya ingin melamarnya, aku hanya takut kehilangannya.
------------------------------------ ))

                Aku menyeka keringatku, kenangan lama mulai berkelebat dipikiranku,kenangan ketika aku mulai mengenal Dafa, hanya sebatas mengetahuinya saja, dia sosok yang didambakan gadis-gadis kampus, seorang presiden kampus, pemegang beasiswa,aktivis kampus, ah dengan kata lain, siapa sih yang tak mengenal sosok Dafa? Sosok yang selalu tersenyum, riang,semangat dan setia kawan. Dari awal aku memang sudah mengaguminya, namun siapa sangka dia akan melamarku, atau siapa sangka dia sekarang menikah dengan gadis biasa saja, gadis yang sama sekali tak ada nilainya dikampus, hanya mahasiswi biasa,gadis yang tak dikenal oleh siapapun, gadis yang tak pandai bergaul,tak periang,bahkan  yang  tak cantik sepertiku ini.. namun dafa berbeda, dia mampu membuatku tersenyum, senyum yang tak pernah aku keluarkan semenjak aku tau aku tak bisa memiliki anak. Ah konyol memang. Sikapnya yang dewasa, namun terkadang cemburuan membuat aku semakin sayang padanya. bayangan masa lalu satu persatu mulai terngiang di benakku.
------------------------------------------------)_)
                Siiapa itu, ramai sekali diluar,,, ada apa...”? tanyaku dalam hati
Akupun keluar, mencoba melihat siapa yang datang, semacam gerombolan orang yang ingin melamar, membawa oleh-oleh ala kadarnya, namun siapa yang akan dilamar ? bukankah aku anak gadis satu-satunya disini...? atau mereka salah alamat....” tanyaku tak menentu.
Namun pertanyaanku seakan terjawab ketika aku melihat sosok dafa yang memberi salam kepada orang tuaku dan menjelaskan maksud kedatangannya. Aku syok dengan pernyataan dafa yang sepertinya mantap sekali. Ayahpun memanggilku,,, percakapanpun dimulai
“ Aii,,, aku ingin melamarmu....,maukah aii menerima dafa “?tanyanya gugup
“Aii gag kenal dafa,, aii gg tau, semua terserah ayah sama ibu,,,,”jawabku sekenanya
“Ibu, bapak,, dafa kesini, hanya untuk mengikat hubungan dengan Aii, namun jika Aii menerima dafa, dafa gg akan maksa Aii untuk menikah sekarang, dafa juga belum ingin menikah, dafa ingin kuliah dulu,ingin sukses dahulu baru dafa akan mengajak aii menikah... cukup sekarang sebatas tunangan saja ”jelasnya
“namun mengapa kau melemar aii sekarang “ tanya ayahku
“Aku hanya tidak ingin kehilangan Aii pak,, aku ingin menjadikan aii semangatku. Aku mencintaii aii, aku akan menjaga aii jika aii menerimaku....”
Aku melihat ayah dan Ibu berdisikusi sebentar, kemudia ayah melanjutkan pembicaraanya
“Nak dafa perlu kau ketahui,, aii ini tak bisa memiliki anak, apa kamu masih ingin melamar Aii...”? tanya Ayah serius, aku hanya menunduk menahan tangis
“apapun yang terjadi, dafa menerima aii, menerima segala kekurangan Aii. Karena memang cinta dafa untuk Aii Tulus,,,,,,” jelasnya mantap
“Bagaimana Aii,,,,?tanya ayah


BERSAMBUNG