Aku duduk dikursi roda disamping ranjang dimana
suamiku berbaring lemah tak sadarkan diri, usiaku tidaklah muda lagi, usiaku
telah menginjak 70 tahun. Aku bukanlah Aii yang dulu,yang kuat,yang semangat.
Aku Aii yang lemah yang duduk dikursi roda sejak 10 tahun yang lalu. Suamiku
dafa kini terbaring sakit diranjang dan tak ingin menghabiskan sisa usianya
dirumah sakit, usianya tidak jauh terpaut denganku, hanya terpaut 1 tahun. Ia umur
suamiku 71 tahun, 1 tahun lebih tua dariku. Kami hanya tinggal bertiga dirumah
yang cukup megah, aku,suamiku,dan pembantuku yang setia merawatku dan suamiku.
Siapa lagi yang merawat kami selain pembantuku itu, Siti. Dialah yang selalu
setia menemaniku sejak usianya 20 tahun, dia meneruskan pekerjaan ibunya yang
telah lama ikut dengan keluarga kami, namun kini telah meninggal. Ia,kami tidak
dikaruniai Anak oleh Tuhan, karena rahimku telah diangkat ketika aku berumur 18
tahun. Aku memiliki 1 anak adopsi nama Tio, namun kini dia sudah berkeluarga
tidak tinggal bersama kami, mungkin dia telah bahagia dengan keluarga barunya
kini.
Aku
menatap nanar wajah suamiku, wajahnya saya,wajah yang selalu memberiku
keteduhan,walau dia sedang terlelap. Aku sungguh mencintai suamiku, dan
sebaliknya diapun begitu, dia mau menerima segala kekuranganku yang tak bisa
memiliki anak ini. Sungguh dialah suami terhebat yang pernah aku miliki. Aku
meneteskan air mata melihatnya, perlahan aku membuka diarynya yang baru di
temui siti di lemari yang kuncinya selalu Dafa pegang, buku itu masih utuh dan
isinya hanya tentang aku, mulai aku mengenalnya sampai sekarang. Aku mulai
membaca halaman pertama dari dairynya.
5 januari 1950
Aku
melihat seorang wanita, sungguh cantik,,
Namun, ada yang lain dari wanita itu, senyumnya
jarang merekah. Ada apa dengan dia?
Dan siapa namanya....? aku ingin mengenalnya lebih
jauh lagi....... tunggulah, ini masalah waktu, aku pasti mengenalnya... :D
Aku membuka halaman selanjutnya
10 januari 1950
Aku
tau namanya,,,yah bahagianya aku,,,
Aku sudah tau namanya,,, ayundiia aiina pramita.
Nama yang sungguh indah,, seindah wajahnya
Namun aku belum dapat mengenalnya.....biarlah,,,,,
aku akan memberi kejutan padanya.....
Aku berjanji Aii
Dafa dan Aii
Aku
tersenyum membacanya, akupun membuka lagii halaman berikutnya
30 maret 1950
Harii
ini Aii ulang Tahun,,,
Aku bahagia banget bisa kasii kado boneka beruang
putiih untuknya.. dan dia sangat senang...ya walau aku hanya bisa menitipkannya
melalui sahabatku, biarlah hanya aku yang tau.....
Ah namun, terbesit satu kesedihan,,, aku
menemukannya.. ya aku menemukannya kenapa dia tak pernah tersenyum
sedikitpun,,,,,
Aku tau,,,,,
Namun walaupun dia tak bisa memiliki anak, aku
tetap mencintainya
Biarlah, aku mencintai segala kekurangannya... aku
akan tetap memberi kejutan untuknya.
Aii bersabarlah,,,,,
Aku
menangis membaca catatan itu, sungguh mengiris,, dia ternyata tau banyak
tentang aku sebelum dia melamarku,,,, aku menatap wajah Dafa, ku usap dahinya
yang terlihat telah mengkerut dimakan oleh usia. Aku kembali membuka lembaran
berikutnya.
5 mei 1950
Aku
datang, ya aku datang ke rumahnya untuk melamarnya, walau aku tau resiko yang
akan aku ambil, ya resiko untuk ditolaknya. Karena inilah kejutanku untuk aii,
wanita yang selama ini membuatku jatuh cinta membuat aku lebih semangat. Dia
memang tak mengenalku, tapi cukup aku yang mengenal.a
Aku
nekat melamarnya, walau ku tau usahaku pasti sia-sia......
Walau ku tau orang tuaku pasti tidak
mengijinkanku, namun aku mencoba membujuk mereka, mungkin dengan sedikit
ancaman,hehe,, yang penting mereka
mau..... ya dengan memberi pengertian pada mereka kalau aku tidak akan menikah sebelum aku sukses....
Aku tak menuntut untuk dia menikah denganku saat
ini juga , aku hanya ingin melamarnya, aku hanya takut kehilangannya.
------------------------------------ ))
Aku
menyeka keringatku, kenangan lama mulai berkelebat dipikiranku,kenangan ketika
aku mulai mengenal Dafa, hanya sebatas mengetahuinya saja, dia sosok yang
didambakan gadis-gadis kampus, seorang presiden kampus, pemegang beasiswa,aktivis
kampus, ah dengan kata lain, siapa sih yang tak mengenal sosok Dafa? Sosok yang
selalu tersenyum, riang,semangat dan setia kawan. Dari awal aku memang sudah
mengaguminya, namun siapa sangka dia akan melamarku, atau siapa sangka dia
sekarang menikah dengan gadis biasa saja, gadis yang sama sekali tak ada nilainya
dikampus, hanya mahasiswi biasa,gadis yang tak dikenal oleh siapapun, gadis
yang tak pandai bergaul,tak periang,bahkan yang
tak cantik sepertiku ini.. namun dafa berbeda, dia mampu membuatku
tersenyum, senyum yang tak pernah aku keluarkan semenjak aku tau aku tak bisa
memiliki anak. Ah konyol memang. Sikapnya yang dewasa, namun terkadang
cemburuan membuat aku semakin sayang padanya. bayangan masa lalu satu persatu
mulai terngiang di benakku.
------------------------------------------------)_)
Siiapa
itu, ramai sekali diluar,,, ada apa...”? tanyaku dalam hati
Akupun keluar, mencoba melihat siapa yang datang,
semacam gerombolan orang yang ingin melamar, membawa oleh-oleh ala kadarnya,
namun siapa yang akan dilamar ? bukankah aku anak gadis satu-satunya disini...?
atau mereka salah alamat....” tanyaku tak menentu.
Namun pertanyaanku seakan terjawab ketika aku
melihat sosok dafa yang memberi salam kepada orang tuaku dan menjelaskan maksud
kedatangannya. Aku syok dengan pernyataan dafa yang sepertinya mantap sekali.
Ayahpun memanggilku,,, percakapanpun dimulai
“ Aii,,, aku ingin melamarmu....,maukah aii
menerima dafa “?tanyanya gugup
“Aii gag kenal dafa,, aii gg tau, semua terserah
ayah sama ibu,,,,”jawabku sekenanya
“Ibu, bapak,, dafa kesini, hanya untuk mengikat
hubungan dengan Aii, namun jika Aii menerima dafa, dafa gg akan maksa Aii untuk
menikah sekarang, dafa juga belum ingin menikah, dafa ingin kuliah dulu,ingin
sukses dahulu baru dafa akan mengajak aii menikah... cukup sekarang sebatas
tunangan saja ”jelasnya
“namun mengapa kau melemar aii sekarang “ tanya
ayahku
“Aku hanya tidak ingin kehilangan Aii pak,, aku
ingin menjadikan aii semangatku. Aku mencintaii aii, aku akan menjaga aii jika
aii menerimaku....”
Aku melihat ayah dan Ibu berdisikusi sebentar,
kemudia ayah melanjutkan pembicaraanya
“Nak dafa perlu kau ketahui,, aii ini tak bisa
memiliki anak, apa kamu masih ingin melamar Aii...”? tanya Ayah serius, aku
hanya menunduk menahan tangis
“apapun yang terjadi, dafa menerima aii, menerima
segala kekurangan Aii. Karena memang cinta dafa untuk Aii Tulus,,,,,,” jelasnya
mantap
“Bagaimana Aii,,,,?tanya ayah
BERSAMBUNG
BERSAMBUNG