Masih ingat Max, Fang, Iggy, Gasman, Nudge, Angel, serta Total? Ya inilah tokoh-tokoh yang mewarnai buku Maximum Ride karya James Patterson.
Tapi mengikuti buku Maximum Ride #1 dan #2 ini, di luar dugaan saya, ternyata asyik banget!. Patterson piawai sekali memainkan cerita dan mengolah ‘emosi remaja’ ke dalam buku ini.
Cerita kedua dari seri Maximum Ride ini diawali dengan Fang yang terluka setelah bertarung dengan Ari. Ari? Ya, Ari yang di seri ke-1 sudah diputer
kepalanya oleh Max dan dikira sudah mati, ternyata masih hidup dan
‘disempurnakan’ lagi dengan penambahan sayap sehingga dia adalah makhluk serigala jadi-jadian yang bisa terbang!
Fang dikoyak
tubuhnya oleh Ari sehingga mengeluarkan darah yang membahayakan
keselamatannya. Tidak ada jalan lain, akhirnya Fang harus berurusan
dengan rumah sakit dan hal itu sama saja
dengan berurusan dengan orang-orang biasa, bukan mutan aneh bersayap
lagi. Apa boleh buat, demi keselamatannya, Fang akhirnya menjalani pengobatan di Rumah sakit.
Pada
saat mengurus itu, Max dkk didatangi oleh orang-orang FBI yang mengaku
akan ‘melindungi’ mereka selama Fang dalam perawatan. Salah satu agen
FBI bernama Anne Walker menawarkan mereka untuk tinggal di rumahnya selama Fang di rumah sakit. Max tentu tidak mau mereka terpisah. Akhirnya setelah hampir satu minggu di rumah sakit, Fang diperbolehkan pulang dan rombongan bocah bersayap itu menuju ke rumah Anne.
Ternyata rumah Anne besar dan bersih serta memiliki kolam ikan yang besar. Anak-anak sangat senang, terlebih lagi makanan begitu melimpah ruah! Uwaah…
Selang
beberapa minggu, anak-anak mulai terbiasa dengan kehidupan baru yang
terasa ‘normal’ di rumah Anne. Bahkan anak-anak mau begitu saja menuruti
apa saja yang dikatakan Anne sehingga Max menjadi gelisah.
Suatu
hari Anne menawarkan mereka untuk masuk sekolah umum, dan ikut
pelajaran di kelas seperti anak-anak umum lainnya. Setelah disetujui
oleh semua anggota, akhirnya kawanan Max masuk sekolah umum!
Mereka
mengikuti pelajaran sebagaimana anak-anak lain dan seperti biasanya
Gasman dan Iggy yang paling duluan bikin ulah… hehhe..
Saat bersekolah itu Fang berkenalan dengan
seorang gadis yang tertarik padanya. Max mengetahuinya saat mereka
berciuman, dan itu membuat dia sedikit uring-uringan beberapa hari.
Beberapa hari kemudian Max juga bertemu dengan cowok yang juga tertarik
padanya. Sehabis pulang kencan cowok itu menciumnya di depan rumah
Anne, Fang tahu dan uring-uringan juga… haha…. Kecemburuan Fang tidak
bisa ditutup-tutupi:
“Ia tampak agak malu, dan aku menendang sepatuku sampai terbuka. Fang duduk di sebelahku, bersandar di kepala tempat tidur. “Jadi kau menyukainya. Aku tidak perlu membunuhnya.” Suaranya tegang. (hal. 259)
Pada
sesi kunjungan ke Gedung Putih dengan rombongan sekolah, Max
berkesempatan bertemu dengan Presiden Amerika dan Angel sempat
‘mengerjai’nya juga.
Tapi
sesuatu yang ‘normal’ bukanlah sesuatu yang tidak akan menimbulkan
masalah. Mereka tetap menyelidiki tentang Anne, juga sekolah mereka.
Sungguh mengejutkan, setelah apa yang dialami selama tinggal di rumah
Anne dan sekolah yang terasa menyenangkan, mereka menemukan fakta yang
jauh lebih mengerikan, yang membuat mereka harus bergegas pergi
meninggalkan Anne beserta makanan yang melimpah ruah serta sekolah yang
begitu menyenangkan….
Fakta apakah itu? Jawabannya tentu saja di Maximum Ride #2 ini..
Emosi Remaja
Kisah yang dituangkan di buku ini, berhubung diceritakan
dari sudut pandang remaja belasan tahun tentu tidak lepas dari
humor-humor konyol khas remaja yang segar. Ditambah lagi
komentar-komentar dari Total, anjing mutan yang bisa bicara, sehingga
cerita ini jadi makin berwarna.
Kisah yang mengalir lancar ini tak terasa dibaca meskipun bukunya setebal 512 halaman!
Selain itu, emosi masing-masing tokoh yang masih suka semaunya sendiri juga turut mewarnai sepanjang kisah Maximum Ride #2 ini.
Karena memang pada dasarnya ini adalah kisah khayal,
alias fantasi, jadi sepertinya memang James Patterson menjadikan kisah
ini sangat fantastis meskipun tokoh-tokohnya hidup dalam kehidupan
manusia biasa sehari-hari. Misalnya saja ketemu dengan Presiden Amerika,
berinteraksi secara santai dengan agen FBI, dll.
Kalau
dalam kehidupan manusia biasa, emang bisa memiliki akses seperti itu?
Kecuali kita memang mengalami situasi maupun kesempatan dalam peristiwa
yang benar-benar besar sehingga punya akses ke sana, atau paling tidak kita benar-benar memiliki keberuntungan yang luar biasa.
Mungkin James Patterson sudah agak bosan dengan karakter Alex Cross dan ingin menulis kisah remaja yang saat ini sedang diminati. Mengamati kisah suksesnya Harry Potter, Twilight, Eragon yang semua membidik pasar remaja, tidak salah jika James ingin mencicipi juga manisnya buku dunia remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar