Welcome to my Word

Sabtu, 10 Maret 2012

MAXIMUM RIDE BOOK 2_SCHOOL OUT'S FOREVER


Masih ingat Max, Fang, Iggy, Gasman, Nudge, Angel, serta Total? Ya inilah tokoh-tokoh yang mewarnai buku Maximum Ride karya James Patterson.

Tapi mengikuti buku Maximum Ride #1 dan #2 ini, di luar dugaan saya, ternyata asyik banget!. Patterson piawai sekali memainkan cerita dan mengolah ‘emosi remaja’ ke dalam buku ini.
Cerita kedua dari seri Maximum Ride ini diawali dengan Fang yang terluka setelah bertarung dengan Ari. Ari? Ya, Ari yang di seri ke-1 sudah diputer kepalanya oleh Max dan dikira sudah mati, ternyata masih hidup dan ‘disempurnakan’ lagi dengan penambahan sayap sehingga dia adalah makhluk serigala jadi-jadian yang bisa terbang!
Fang dikoyak tubuhnya oleh Ari sehingga mengeluarkan darah yang membahayakan keselamatannya. Tidak ada jalan lain, akhirnya Fang harus berurusan dengan rumah sakit dan hal itu sama saja dengan berurusan dengan orang-orang biasa, bukan mutan aneh bersayap lagi. Apa boleh buat, demi keselamatannya, Fang akhirnya menjalani pengobatan di Rumah sakit.
Pada saat mengurus itu, Max dkk didatangi oleh orang-orang FBI yang mengaku akan ‘melindungi’ mereka selama Fang dalam perawatan. Salah satu agen FBI bernama Anne Walker menawarkan mereka untuk tinggal di rumahnya selama Fang di rumah sakit. Max tentu tidak mau mereka terpisah. Akhirnya setelah hampir satu minggu di rumah sakit, Fang diperbolehkan pulang dan rombongan bocah bersayap itu menuju ke rumah Anne.
Ternyata rumah Anne besar dan bersih serta memiliki kolam ikan yang besar. Anak-anak sangat senang, terlebih lagi makanan begitu melimpah ruah! Uwaah…
Selang beberapa minggu, anak-anak mulai terbiasa dengan kehidupan baru yang terasa ‘normal’ di rumah Anne. Bahkan anak-anak mau begitu saja menuruti apa saja yang dikatakan Anne sehingga Max menjadi gelisah.
Suatu hari Anne menawarkan mereka untuk masuk sekolah umum, dan ikut pelajaran di kelas seperti anak-anak umum lainnya. Setelah disetujui oleh semua anggota, akhirnya kawanan Max masuk sekolah umum!
Mereka mengikuti pelajaran sebagaimana anak-anak lain dan seperti biasanya Gasman dan Iggy yang paling duluan bikin ulah… hehhe..
Saat bersekolah itu Fang berkenalan dengan seorang gadis yang tertarik padanya. Max mengetahuinya saat mereka berciuman, dan itu membuat dia sedikit uring-uringan beberapa hari. Beberapa hari kemudian Max juga bertemu dengan cowok yang juga tertarik padanya. Sehabis pulang kencan cowok itu menciumnya di depan rumah Anne, Fang tahu dan uring-uringan juga… haha…. Kecemburuan Fang tidak bisa ditutup-tutupi:
“Ia tampak agak malu, dan aku menendang sepatuku sampai terbuka. Fang duduk di sebelahku, bersandar di kepala tempat tidur. “Jadi kau menyukainya. Aku tidak perlu membunuhnya.” Suaranya tegang. (hal. 259)
Pada sesi kunjungan ke Gedung Putih dengan rombongan sekolah, Max berkesempatan bertemu dengan Presiden Amerika dan Angel sempat ‘mengerjai’nya juga.
Tapi sesuatu yang ‘normal’ bukanlah sesuatu yang tidak akan menimbulkan masalah. Mereka tetap menyelidiki tentang Anne, juga sekolah mereka. Sungguh mengejutkan, setelah apa yang dialami selama tinggal di rumah Anne dan sekolah yang terasa menyenangkan, mereka menemukan fakta yang jauh lebih mengerikan, yang membuat mereka harus bergegas pergi meninggalkan Anne beserta makanan yang melimpah ruah serta sekolah yang begitu menyenangkan….
Fakta apakah itu? Jawabannya tentu saja di Maximum Ride #2 ini..
Emosi Remaja
Kisah yang dituangkan di buku ini, berhubung diceritakan dari sudut pandang remaja belasan tahun tentu tidak lepas dari humor-humor konyol khas remaja yang segar. Ditambah lagi komentar-komentar dari Total, anjing mutan yang bisa bicara, sehingga cerita ini jadi makin berwarna.
Kisah yang mengalir lancar ini tak terasa dibaca meskipun bukunya setebal 512 halaman!
Selain itu, emosi masing-masing tokoh yang masih suka semaunya sendiri juga turut mewarnai sepanjang kisah Maximum Ride #2 ini.
Karena memang pada dasarnya ini adalah kisah khayal, alias fantasi, jadi sepertinya memang James Patterson menjadikan kisah ini sangat fantastis meskipun tokoh-tokohnya hidup dalam kehidupan manusia biasa sehari-hari. Misalnya saja ketemu dengan Presiden Amerika, berinteraksi secara santai dengan agen FBI, dll.
Kalau dalam kehidupan manusia biasa, emang bisa memiliki akses seperti itu? Kecuali kita memang mengalami situasi maupun kesempatan dalam peristiwa yang benar-benar besar sehingga punya akses ke sana, atau paling tidak kita benar-benar memiliki keberuntungan yang luar biasa.
Mungkin James Patterson sudah agak bosan dengan karakter Alex Cross dan ingin menulis kisah remaja yang saat ini sedang diminati. Mengamati kisah suksesnya Harry Potter, Twilight, Eragon yang semua membidik pasar remaja, tidak salah jika James ingin mencicipi juga manisnya buku dunia remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar