Welcome to my Word

Senin, 12 Maret 2012

Pentingnya Pendidikan Seksual Bagi Anak Usia Remaja


A. PENDAHULUAN
1.        Latar belakang
Masa remaja adalah periode dimana banyak terjadinya perubahan dalam diri remaja, baik yang berkaitan dengan perubahan fisik maupun perubahan psikis. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perkembangan organ reproduksi yang berpengaruh pada keadaan fisik maupun psikis seorang remaja. Dalam perubahan perkembangan ini sering sekali remaja dihadapkan pada resiko-resiko kesehatan organ reproduksi mereka. Oleh karena itu, kebutuhan akan pelayanan kesehatan terhadap remaja semakin mutlak diperlukan.
Pentingnya kesehatan reproduksi bagi remajapun sangatlah diperlukan untuk menunjang pengetahuan remaja tentang bahaya hubungan seksual diluar nikah serta penyakit menular yang disebabkan oleh hubungan diluar nikah dengan pasangan yang berbeda-beda,seperti Penyakit Menular Seksual (PMS) yaitu penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti : Gonorea,Sifilis,Herpes Genital,Klamida ,Kutil Kelamin, dan HIV, serta akibat yang ditimbulkan akibat hubungan seksual diluar nikah seperti kehamilan diluar nikah yang kemungkinan akan berdampak pada aborsi dan hubungan rumah tangga setelah menikah. Kurangnya pemahaman tentang kesehatan seksual juga dapat berdampak pada kelainan-kelainan aseksual seperti mastrubasi dan onani. Jika ditinjau sebagai besar remaja melakukan onani maupun mastrubasi,namun pada kenyataannya onani dan manstrubasi dapat menimbulkan berbagai permasalah kesehatan.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi sangat penting.namun kenyataannya banyak diantara remaja yang masih merasa malu untuk membicarakan permasalahan ini kepada orang tuanya, atau kepada orang dewasa lainnya, atau masih merasa enggan untuk mencari informasi mengenai pentingnya kesehatan masyarakat sehingga remaja zaman ini banyak yang tidak tahu tentang apa sebenarnya hubungan seksual diluar nikah itu.
2.       Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
·           Apa hakikat kesehatan reproduksi?
·           Apa saja hal-hal negatif yang dilakukan remaja putri pasca melakukan hubungan seks pranikah?
·           Apa pentingnya informasi kesehatan reproduksi remaja?

3.       Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya sebagai berikut :
·           Untuk mengetahui apa hakikat kesehatan reproduksi
·           Untuk mengetahui hal negatif yang dilakukan remaja putri pasca melakukan hubungan seks pranikah 
·           Untuk mengetahui pentingnya informasi kesehatan reproduksi remaja












B. PEMBAHASAN
1. Hakikat Kesehatan Reproduksi
1).Pengertian Kesehatan Reproduksi atau seksual
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24tahun.Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Kesehatan reproduksi atau seksual menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Hubungan seksual sangat memegang peranan penting bagi faktor psikis remaja. Akibat dari ketidaktahuan remaja akan pentingnya kesehatan reproduksi dapat menimbulkan berbagai permasalahan seperti penyakit menular seksual,maupun kehamilan. PMS terutama berisiko pada mereka yang berganti-ganti pasangan. Semakin sering berganti pasangan, semakin besar risiko  terinfeksi PMS. PMS memengaruhi baik pria maupun wanita. Namun, masalah kesehatan dan konsekuensi jangka panjang PMS cenderung lebih parah pada wanita. Beberapa PMS dapat menyebabkan infeksi radang panggul, abses tuba falopi/ovarium, dan parut organ reproduksi yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim), infertilitas dan bahkan kematian.




2). Penyakit Menular Seksual
Adapun jenis-jenis PMS sebagai berikut :
1.    Herpes Genitalis
Herpes adalah infeksi akut pada genetalia dengan gejala khas berupa vesikel. Herpes genital biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) Tipe II. Lesi herpes ditemukan baik di bagian luar maupun dalam alat kelamin, di sekitar anus dan rongga mulut. Tidak ada obat untuk herpes genital. Virus terus berada di dalam ganglia saraf. Dengan pertahanan tubuh yang baik, kemunculan gejala dapat ditekan. Bila sistem kekebalan tubuh buruk, infeksi dapat kambuh. Cara penularan melalui hubungan kelamin, tanpa melalui hubungan kelamin seperti : melalui alat-alat tidur, pakaian, handuk,dll atau sewaktu proses persalinan/partus pervaginam pada ibu hamil dengan infeksi herpes pada alat kelamin luar.
Perbedaan HSV tipe I dengan tipe II

HSV tipe I
HSV tipe II
Predileksi
Kulit dan mukosa di luar
Kulit dan mukosa daerah genetalia dan perianal
Kultur pada chorioallatoic
membran (CAM) dari telur ayam
Membentuk bercak kecil
Membentuk pock besar dan tebal
Serologi
Antibodi terhadap HSV tipe I
Antibodi terhadap HSV tipe II
Sifat lain
Tidak bersifat onkogeni
Bersifat onkogeni
Infeksi herpes genitalis dapat sebagai infeksi primer maupun sebagai infeksi rekuren.
  • Infeksi primer – Infeksi primer terjadi bila virus dari luar masuk ke dalam tubuh penderita, DNA dari tubuh penderita melakukan penggabungan dan mengadakan multiplikasi. Pada saat itu, tubuh hospes belum memiliki antibodi yang spesifik hingga menimbulkan lesi lebih luas. Selanjutnya virus menjalar melalui serabut syaraf sensorik menuju ganglion sakralis (syaraf regional) dan berdiam disana.
  • Infeksi rekuren – Infeksi rekuren terjadi pada suatu waktu bila ada faktor tertentu (trigger factor) sehingga virus mengalami reaktivitas dan multiplikasi kembali.
Gambaran Klinis (Tanda dan Gejala)
  • Timbul erupsi bintik kemerahan, disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis.
  • Terkadang disertai demam, seperti influenza, setelah 2-3 hari bintik kemerahan berubah menjadi vesikel disertai nyeri.
  • 5-7 hari, vesikel pecah dan keluar cairan jernih sehingga timbul keropeng.
  • Kadang dapat kambuh lagi.
2.    Gonore (GO)
Gonore adalah PMS yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoea. Masa inkubasi `-10 hari setelah masuk kuman kedalam tubuh. Bakteri ini menginfeksi tidak hanya organ seks, tapi juga tenggorokan atau rektum, tergantung praktik seksual yang dijalankan. Gonore bisa terjadi tanpa gejala. Bila ada, gejalanya sangat mirip dengan Klamidia. Banyak penderita gonore juga terinfeksi klamidia. Untungnya, antibiotik yang memberantas klamidia juga efektif untuk gonore . Penularan melalui oral, anal dan vaginal seks. Hampir 90% penderita GO tidak memperlihatkan keluhan dan gejala. Tanda pada penderita GO baik lelaki dan perempuan, bisa tanpa keluhan dan gejala.
Lelaki
·       Keluar cairan putih kekuning-kuningan melalui penis.
·       Terasa panas dan nyeri pada waktu kencing.
·       Sering buang  air kecil.
·       Terjadi pembengkakan pada pelir (testis).

Perempuan
·       Pengeluaran cairan vagina tidak seperti biasa.
·       Panas dan nyeri saat kencing.
·       Keluhan dan gejala terkadang belum tampak meskipun sudah menular ke saluran tuba fallopi.
Bila gejala sudah meluas ke arah PID (Pelvic Inflamatory Disease) maka sering timbul :
·       Nyeri perut bagian bawah.
·       Nyeri pinggang bagian bawah.
·       Nyeri sewaktu hubungan seksual.
·       Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid.
·       Mual-mual.
·       Terdapat infeksi rektum atau anus.
Bila GO tidak diobati maka ± 1% dari lelaki dan wanita, akan terjadi DGI atau Dessiminated Gonorrhoe Infection. Tanda dan gejalanya  berupa demam, bercak di kulit, persendian bengkak dan nyeri, peradangan pada dinding rongga jantung, peradangan selaput pembungkus otak serta meningitis.
Penyakit gorne pada wanita maupun pria sering kali menyebabkan kemandulan. Pada wanita bisa juga terjadi radang panggul. Penyakit gornea dapat diturunkan kepada bayi lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
3.    Sifilis (raja singa)
 Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Masa inkubasi tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu,bahkan sampai 13 minggu. Setelah itu timbul benjolan disekitar alat kelamin. Setelah infeksi awal, bakteri menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan ruam kulit, demam, lelah dan kehilangan rambut.  Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan sering kali penderita tidak merasakannya. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukan gejala. Setalah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan saraf otak,pembuluh darah dan jantung.
4.    HIV/AIDS
AIDS adalah PMS paling berbahaya yang disebabkan infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini hadir di semua cairan tubuh, terutama terkonsentrasi di air mani dan darah. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung virus ini. Infeksi HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan sampai saat ini, tapi diagnosis dini sangat penting. Orang yang terserang virus HIV aids tidak dapat mengatasi serangan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya terus menurun.
5.    Klamidia
Klamida adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomatis dan dapat diobati Infeksi klamidia adalah salah satu PMS yang paling umum. Klamidia adalah bakteri berbentuk bola. Banyak orang yang terinfeksi klamidia tidak memiliki gejala sehingga tidak menyadarinya. Hal ini meningkatkan risiko menular ke pasangan dan berkembang kronis menjadi radang panggul. Bila timbul gejala, Klamidia dapat ditandai dengan keluarnya cairan dari penis/vagina, rasa gatal di kelamin, dan rasa sakit saat buang air kecil dan berhubungan seks. Klamidia dapat diobati dengan antibiotik. Kuman ini menyerang sel pada selaput lendir : a) Uretra, vagina, serviks dan endometrium. b) Saluran tuba fallopi. c) Anus dan rektum. d) Kelopak mata. e) Tenggorokan (insiden jarang).
Chlamydia paling sering menyerang pada usia muda dan remaja. Penularannya dapat melalui : hubungan seksual secara oral, anal maupun oral seks; hubungan seksual dengan tangan, sehingga cairan mani terpercik ke mata; dari ibu ke bayi sewaktu proses persalinan.
Sekitar 75 % perempuan dan 50% laki-laki yang tertular Chalmydia tidak menunjukkan tanda dan gejala. Keluhan dan gejala biasanya timbul sekitar 3 minggu setelah tertular kuman chlamydia.
Adapun tanda dan gejalanya adalah :
·      Menderita proktitis (radang rektum), urethritis (radang saluran kencing) dan konjungtivitis (radang selaput putih mata).
·       Pada wanita : keluar cairan dari vagina; perasaan panas dan nyeri sewaktu buang air kecil
·      Bila sudah menyebar ke tuba fallopi, akan timbul : nyeri perut bagian bawah; nyeri sewaktu coitus; timbul perdarahan pervaginam diantara siklus haid; demam dan mual-mual.
·      Pada pria : keluar cairan kuning seperti pus dari penis; nyeri dan rasa terbakar sewaktu kencing; nyeri dan bengkak pada testis.
6.    Kutil kelamin
Kutil kelamin disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV). Kutil biasanya hadir di penis atau vulva dan juga dapat terjadi di sekitar dubur atau rongga mulut. Kutil kelamin dapat diobati dengan krim khusus dan pembedahan. Beberapa vaksin yang melindungi dari kanker serviks juga dapat mencegah virus penyebab kutil kelamin.
7.    Hepatitis
Hepatitis B,C,D dan E dapat ditularkan melalui hubungan seksual, namun yang paling umum adalah hepatitis B dan D. Virus hepatitis menyerang liver dan dapat menyebabkan sirosis dalam jangka panjang. Meskipun tidak ada obat bagi yang sudah terinfeksi, vaksin hepatitis B tersedia untuk pencegahan hepatitis B dan D.
Menurut Dr. Raditya, ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilakuseks di kalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual. Di Amerika setiap tahunnya hampir satu juta remaja perempuan menjadi hamil dan sebanyak 3,7 kasus baru infeksi penyakit kelamin diderita oleh remaja.Untuk menghindari perilaku seks remaja yang berisiko, peran orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah penting, antara lain bahwa orang tua harus bisa menjadi sahabat remaja. Agar hubungan orang tua dengan remaja terjalin dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah remaja dengan baik dan tuntas, diperlukan komunikasi yangbaik dan efektif. Kehamilan remaja bahksn sudah terbukti dapat memberikan risiko terhadap ibu dan janinnya. Risiko tersebut adalah disproporsi (ketidaksesuaian ukuran) janin, pendarahan, prematurilas, cacat bawaan janin, dan lain-lain. Selain hamil, timbulnya penyakit menular seksual pada remaja juga perlu dicermati. Penyakit tersebut ditularkan oleh perilaku seks yang tidak aman atau tidak sehat. Misalnya, remaja yang sering berganti-ganti pasangan atau berhubungan dengan pasangan yang menderita penyakit kelamin. Selain akan membawa cacat kepada bayi, Penyakit menular seks yang menyerang usia remaja   juga dapat mengakibatkan penyakit kronis dan gangguan kesuburan dimasa mendatang. Perilaku seks bebas tidak aman di kalangan remaja dapat dan banyak menimbulkan dampak negatif , baik pada remaja putra maupun putri. Biasanya dampak negatif atau akibat buruk dari perilaku seks bebas tidak aman tersebut lebih berat dirasakan oleh remaja putri ketimbang remaja putra, Kehamilan dapat terjadi bila dalam berhubungan seksual terjadi pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel sperma.
Proses kehamilan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
·      Sel telur yang keluar dari indung telur pada saat ovulasi akan masuk kedalam sel telur.
·      Sperma yang tumpah didalam saluran vagina waktu senggama akan bergerak masuk kedalam rahim dan selanjutnya ke saluran telur.
·      Di saluran telur ini, sperma akan bertemu dengan sel telur dan langsung membuahi.

Adapun Tanda-tanda kehamilan :
·      Sering mual-mual, muntah dan pusing pada saat bangun tidur (morning sickness) atau sepanjang hari.
·      Mengantuk, lemas, letih dan lesu.
·       Amenorhea (tidak mengalami haid).
·      Nafsu makan menurun, namun pada saat tertentu menghendaki makanan tertentu (nyidam).
·       Dibuktikan melalui tes laboratorium yaitu HCG Test dan USG.
·      Perubahan fisik seperti payudara membesar dan sering mengeras, daerah sekitar Aerola Mammae (sekitar puting) membesar.

Kehamilan di bawah usia 20 tahun Organ reproduksi belum sempurna sehingga pada saat persalinan akan mengalami kesulitan.
·       Belum siap mental sebagai ibu.Bila tidak diinginkan akan dilakukan abortus (abotus : suatu kejadian keluarnya hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan).
·      Abortus Spontan (tidak disengaja)
·      Provokatus (disengaja)
3). Kelainan Seksual
     Banyak dari remaja yang jika tidak berhubungan seksual dengan pasangannya akan menampakkan kelainan agar dapat menikmati hubungan seksual walaupun tanpa pasangannya seperti manstrubasi atau onani dan Paraphilias
Paraphilias adalah perasaan seksual atau perilaku yang dapat melibatkan mitra seksual yang tidak manusia, tanpa izin, atau yang melibatkan penderitaan atau siksaan oleh satu atau kedua pasangan.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (dikenal sebagai DSM) edisi keempat revisi (DSM-IV-TR), panduan yang digunakan oleh profesional kesehatan mental untuk mendiagnosis gangguan mental, suatu kondisi yang tidak umum pada seseorang yang memiliki lebih dari satu paraphilia.
Seperti dilansir dari minddisorders.com, Jumat (9/4/2010), DSM-IV-TR menyebutkan paraphilia terdiri dari berbagai jenis, yaitu eksibisionisme, fetisisme, frotteurisme, pedofilia, masokisme seksual, sadisme seksual, fetisisme transvestic dan voyeurisme.
DSM-IV-TR juga mengategorikan paraphilia yang tidak umum, seperti necrophilia, bestialitas, dan lain-lain.
·      Eksibisionisme
Eksibisionisme adalah kelainan seks yang suka memperlihatkan organ kelamin kepada orang lain yang tidak ingin melihatnya. Dalam beberapa kasus, orang dengan eksibisionisme juga suka melakukan autoeroticism (praktek seksual merangsang diri sendiri atau masturbasi) sambil memperlihatkannya kepada orang lain.Secara umum, tidak ada kontak yang dilakukan dengan korban, si eksibisionisme terangsang secara seksual dengan mendapat perhatian dan mengejutkan orang lain dengan tindakannya.
·       Fetisisme
Orang dengan gangguan ini mencapai kepuasan seksual dengan menggunakan obyek bukan manusia, paling sering pakaian dalam perempuan, sepatu, stocking, atau item pakaian lainnya.
·       Frotteurisme
Orang dengan gangguan ini sering menggosok-gosokkan organ kelaminnya kepada orang lain yang tidak menginginkannya. Perilaku ini sering dilakukan pada saat sibuk, di tempat ramai seperti dalam bus atau di kereta yang penuh sesak.
·       Pedofilia
Pedofilia melibatkan aktivitas seksual dengan anak kecil, umumnya di bawah usia 13. DSM-IV-TR mendeskripsikan kriteria orang dengan pedofilia berusia diatas 16 tahun, dan setidaknya 5 tahun lebih tua dari si anak yang dijadikan obyek seksualnya.
Orang dengan pedofilia bisa tertarik dengan anak laki-laki atau perempuan, walaupun hampir dua kali lipat ketertarikan lebih banyak pada anak laki-laki. Biasanya orang dengan gangguan ini mengembangkan prosedur dan strategi untuk mendapatkan akses dan kepercayaan anak-anak.
·      Seksual masokisme
Masokisme adalah istilah yang digunakan untuk kelainan seksual tertentu, namun yang juga memiliki penggunaan yang lebih luas. Gangguan seksual ini melibatkan kesenangan dan kegembiraan yang diperoleh dari rasa sakit pada diri sendiri, baik yang berasal dari orang lain atau dengan diri sendiri.Gangguan ini biasanya terjadi sejak kanak-kanak atau menginjak remaja yang sudah mulai kronis. Orang dengan gangguan ini mencapai kepuasan dengan mengalami rasa sakit. Masokisme adalah satu-satunya kelainan paraphilia yang dialami oleh perempuan, sekitar 5 persen makosis adalah perempuan.Istilah ini berasal dari nama seorang penulis asal Austria pada abad ke-19, Leopold von Sacher-Masoch, yang novelnya sering menyebutkan karakter yang terobsesi dengan kombinasi seks dan rasa sakit.Dalam arti lebih luas, masokisme mengacu pada pengalaman menerima kenikmatan atau kepuasan dari penderitaan sakit. Pandangan psikoanalitik bahwa masokisme adalah agresi berbalik ke dalam, ke diri, ketika seseorang merasa terlalu bersalah atau takut untuk mengungkapkannya secara lahiriah.
·      Seksual  sadism
Seorang individu sadisme mencapai kepuasan seksual dengan menyakiti orang lain. Dalam teori psikoanalitik, sadisme terkait dengan rasa takut pengebirian, sedangkan penjelasan perilaku sadomasokisme (praktek seksual menyimpang yang menggabungkan sadisme dan masokisme) adalah perasaan secara fisiologis mirip dengan gairah seksual.
Kriteria diagnostik klinis untuk kedua gangguan ini adalah pengulangan dari perilaku selama setidaknya enam bulan, dan kesulitan yang signifikan atau penurunan kemampuan untuk berfungsi sebagai akibat dari perilaku atau terkait dorongan atau fantasi.

Sadomasokisme bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan, baik heteroseksual dan hubungan homoseksual.
·      Transvestic fetisisme
Gangguan ini dicirikan dengan laki-laki heteroseksual yang mengenakan pakaian perempuan untuk mencapai respons seksual. Gangguan ini dimulai pada saat remaja dan masih diam-diam (tanpa ingin diketahui orang lain), dan kemudian saat beranjak dewasa mulai berpakaian perempuan lengkap dan di depan umum.Sebagian kecil laki-laki dengan transvestic fetisisme mungkin mengalami dysphoria (ketidakbahagiaan dengan jenis kelamin aslinya), yang kemudian melakukan pengobatan hormonal atau operasi pergantian kelamin untuk membuat mereka hidup secara permanen sebagai perempuan.
·      Voyeurism
Voyeurisme adalah paraphilia di mana seseorang menemukan kenikmatan seksual dengan menyaksikan atau mengintip orang yang telanjang, membuka baju, atau melakukan seks. Gangguan ini terjadi pada laki-laki dan yang menjadi obyek biasanya orang asing.
Orang dengan voyeurisme atau voyeur berfantasi melakukan hubungan seks dengan korbannya, tetapi ia tidak benar-benar melakukan itu. Voyeur mungkin mengintip orang asing yang sama berulang-ulang, tapi jarang ada kontak fisik.
·      Bestialitas
Bestialitas atau zoophilia adalah istilah yang menggambarkan perasaan atau perilaku seks yang melibatkan hewan. Perasaan seksual orang dengan bestialitas mungkin berfokus pada hewan piaraan seperti anjing, atau hewan ternak seperti domba atau kambing.
·      Necrophilia
Necrophilia adalah istilah yang menggambarkan perasaan atau perilaku seksual
          Yang selanjutnya adalah onani. Onani, masturbasi, coli, merupakan satu istilah untukmenyatakan kegiatan yang dilakukan seseorang remaja dalam memenuhi kebutuhan seksualnya, dengan menggunakan tambahan alat bantu sabun atau benda-benda lain, sehingga dengannya dia bisa mengeluarkan mani dan membuat dirinya (lebih) tenang.
          Istilah Onani sendiri, berasal dari kata Onan, salah seorang anak dari Judas, cucu dari Jacob. Dalam salah satu cerita di Injil, diceritakan bahwa Onan disuruh ayahnya (Judas) untuk bersetubuh dengan istri kakaknya, namun Onan tidak bisa melakukannya sehingga saat mencapai puncaknya, dia membuang spermaatau mani-nya di luar . Onani adalah pemuasan hasrat seksual yang dilakukan oleh diri sendiri dengan melakukan gerakan yang dapat merangsang alat vital.Baik dengan mengunakan tangan sendiri atau alat bantu. Adapun dampak onani
·      Ejakulasi Dini
Terlalu sering masturbasi menyebabkan ejakulasi dini. Ejakulasi berikutnya juga akan memakan waktu lama. Bagi pria yang masturbasi beberapa kali sebelum berhubungan intim, akan sulit mencapai klimaks. Masalah lain yang timbul adalah berkurangnya sensitivitas terhadap sentuhan orang lain, dan lebih akrab dengan sentuhan diri. Terlalu sering melakukannya juga dapat memicu kulit lecet, pembengkakan organ intim karena tidak menggunakan pelumas.
·      Rasa bersalah
Masturbasi berdampak negatif secara psikologis. Banyak orang merasa malu dan bersalah setelah melakukannya karena terbentur nilai-nilai budaya, agama atau moral. Tarik menarik antara kesenangan dan menahan diri berdampak pada harga diri, rasa percaya diri dan cinta. Perasaan bersalah dapat memicu efek psikosomatis seperti sakit kepala, sakit punggung, dan sakit kronis.
·      Masturbasi kronis
Masturbasi kronis mempengaruhi otak dan kimia tubuh akibat kelebihan produksi hormon seks dan neurotransmiter. Meski dampaknya pada setiap orang berbeda, terlalu sering masturbasi dapat memicu gangguan kesehatan seperti kelelahan, nyeri panggul, testis sakit, atau rambut rontok.Masturbasi berkaitan dengan berkurangnya produksi testosteron dan DHT. Berkurangnya produksi testosteron juga terkait dengan kebiasaan dan gaya hidup seperti konsumsi alkohol, merokok dan berolahraga.Jika gaya hidup cenderung normal, namun memiliki kebiasaan masturbasi sebaiknya kurangi aktivitas seksual itu untuk mengurangi keluhan. Jika keluhan tak kunjung reda, hubungi dokter untuk pemeriksaan medis.

·      Masturbasi kompulsif
Masturbasi ini mempengaruhi kehidupan karena sudah menjadi kebiasaan. Sebagian pria yang masturbasi enam kali sehari bisa saja merasa produktif, sementara lainnya merasa sebaliknya.
Masturbasi kompulsif dapat berdampak negatif pada pekerjaan, hubungan dengan pasangan, harga diri, keuangan, dan sosial, jika tidak dapat menyeimbangkan antara kebutuhan pribadi dan hasrat.
2.     Hal Negatif Yang Dilakukan Remaja Putri Pasca Melakukan Hubungan Seks Pranikah 
Sesungguhnya bukan hal baru, apabila belakangan muncul informasi tentang seks pranikah di kalangan remaja. Pada era 80-an, bahkan jauh sebelum itu, sebenarnya telah dikenal pergaulan bebas di kalangan remaja yang berujung pada hubungan intim layaknya suami-istri. Hanya saja, ketika itu “gaya hidup” bebas tersebut masih terbatas pada kalangan menengah ke atas, khususnya di kota-kota besar dan jarang terdengar di ruang publik. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi-informasi, dan penetrasi masif budaya barat, perilaku seks bebas mulai dianggap wajar di kalangan remaja. Pemahaman seperti itu tak hanya dimiliki remaja-remaja di kota besar, tetapi telah menyusup  kota kecil, bahkan sampai ke kota kecamatan. Sejalan dengan itu, belakangan pun banyak beredar rekaman video atau foto hubungan mesum para remaja lewat telepon genggam dan internet. Tak ada lagi rasa risih pada sebagian remaja untuk mempertontonkan perilaku tak senonoh itu.
Tak heran bila Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2010 menunjukkan sekitar 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan hubungan seks pranikah. Tak hanya Jakarta, BKKBN pun memiliki data tentang seks pranikah yang dilakukan remaja di Surabaya yang tercatat mencapai 54 persen, Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan. Sedangkan di Yogyakarta yang dikenal sebagai “Kota Pelajar”, sekitar 37 persen dari 1.160 mahasiswa mengaku mengalami kehamilan sebelum nikah.
Setidaknya ada tiga hal negatif, terutama yang akan diderita remaja putri pasca melakukan hubungan seks pranikah.
Pertama, apabila dari hubungan tersebut terjadi kehamilan dan diputuskan untuk digugurkan, nyawa menjadi taruhannya. Dalam berbagai kasus aborsi, tak hanya bayi yang dikorbankan, sang ibu pun tak jarang meregang nyawa. Bila hal ini terjadi, kenikmatan sesaat yang diperoleh harus dibayar dengan sangat mahal. Data BKKBN juga menunjukkan setiap tahun sedikitnya terjadi 2,4 juta kasus aborsi, termasuk 800.000 kasus yang dilakukan kalangan remaja.
Kedua, apabila pasangan yang telah melakukan seks pranikah dipaksa untuk menikah, keluarga yang dibangun pasti tak memiliki fondasi yang kuat. Usia yang belum matang untuk mengurus anak, emosi yang labil, dan kebergantungan pada orangtua, membuat suasana dalam rumah tangga bak di neraka, sehingga keluarga yang dibangun tak berlangsung langgeng.
Ketiga, hubungan seks pranikah bisa menjadi awal bagi remaja jatuh ke lembah prostitusi dan narkoba. Seks, prostitusi, dan narkoba, saling kait-mengait dan terbukti telah menjerumuskan sebagian remaja dalam kehidupan kelam. Tak hanya itu, risiko tertular HIV pun semakin besar di kalangan remaja yang telah akrab dengan prostitusi dan narkoba.
3.  Informasi Pendidikan Seksual
Melihat besarnya permasalahan dan dampaknya di masa depan untuk generasi
mendatang, maka dalam rangka menjamin pemenuhan hak seksual dan kesehatan
reproduksi untuk remaja, maka ada beberapa upaya yang harus dilakukan secara
terpadu dan lintas sektor.Untuk itu, perlu dibangun komitmen bersama antar elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, yang menetapkan kesehatan reproduksi remaja sebagai
agenda/isu bersama dan penting. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan. Untuk itu,
harus ada kesadaran bersama bahwa upaya yang dilakukan saat ini tidak serta
merta tampak hasilnya, namun perlu waktu panjang untuk memetik hasilnya.
Upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah pemberian informasi kesehatan
reproduksi dalam berbagai bentuk sedini mungkin kepada seluruh segmen remaja,
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pemberian informasi ini dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada
remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun
keluarga dan masyarakat. Untuk itu, pemerintah bersama LSM dan masyarakat dapat menjadi inisiator lahirnya kebijakan. Kebijakan itu misalnya dengan memberikan keputusan bahwa seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta mempunyai kewajiban memberikan informasi kesehatan reproduksi remaja mulai SD hingga SMU. Dengan lahirnya kebijakan ini, maka sudah tidak ada alasan lagi bagi berbagai pihak yang menentang pemberian informasi kesehatan reproduksi dengan alasan-alasan yang tidak rasional.Informasi ini memberikan makna kepada kita bahwa bila para stakeholder pendidikan, terutama Dinas Pendidikan dan Pemerintah Provinsi mempunyai komitmen yang kuat, maka dapat saja hal itu dilakukan. Oleh karena itu, diharapkan ada perlakukan yang sama untuk memberlakukan pendidikan kesehatan reproduksi remaja sebagai muatan lokal di seluruh jenjang pendidikan dari SD hingga SMU. Tentunya di tiap jenjang pendidikan, kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi remaja juga berbeda antara yang diberikan kepada SD ataupun SMU. Pendidikan kesehatan reproduksi yang dimaksud di sini tidak ada hubungannya dengan teknik-teknik hubungan seks, namun merupakan sekumpulan pengetahuan yang berisi tentang pengenalan dan fungsi-fungsi organ reproduksi (termasuk di dalamnya proses terjadinya menstruasi dan mimpi basah), proses terjadinya pembuahan, pengetahuan infeksi, HIV/AIDS, pengetahuan tentang gender dan risiko-risiko hubungan seks yang tidak bertanggung jawab.
          Dengan memberikan waktu khusus pendidikan kesehatan reproduksi remaja dalam sekolah, maka akan ada upaya-upaya sistematis dan terencana dalam pemberian informasi kepada anak didik, sehingga pada gilirannya mereka dapat mengetahui dan bertanggung jawab atas perilaku seksualnya di masa depan. Sisi lainnya adalah memberikan benteng/pertahanan kepada remaja itu sendiri untuk secara tegas dapat bersikap atas maraknya informasi pornografi yang beredar di masyarakat, baik dalam bentuk tulisan, maupun elektronik. Upaya ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama para stakeholder dalam pendidikan yang berani berpikir secara kreatif dan inovatif dalam melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada remaja di Jawa Tengah. Sudah saatnya diakhiri hal-hal yang kontraproduktif dan polemik yang mempertentangkan antara pendidikan kesehatan reproduksi dengan pornografi. Area pembatas kedua hal ini sudah sangat jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Kekhawatiran bahwa dengan informasi pendidikan kesehatan reproduksi para murid (anak didik) akan meniru juga berlebihan, karena di dalam informasi pendidikan kesehatan reproduksi remaja memang tidak ada sesuatu yang patut ditiru. Jadi sebenarnya tidak ada sesuatu yang patut dicurigai atau bahkan dikhawatirkan.
Kita sepakat, tidak rela melihat anak-anak kita menjadi generasi penerus yang lemah dan menderita hanya gara-gara mereka melakukan praktik-praktik seksual yang tidak bertanggungjawab di masa mendatang disebabkan pengetahuan mereka yang rendah.
Upaya lainnya adalah memberikan porsi dan kesempatan yang seluas-luasnya pendidikan moral/agama kepada seluruh anak/remaja, dengan memberikan informasi yang komprehensif bahaya dan akibat-akibat yang ditanggung remaja bila melakukan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Informasi kerugian fisik, mental dan spiritual harus dijelaskan secara seimbang dengan hal-hal yang terkait dengan moral /agama bila sampai terjadi perilaku seks yang tidak bertanggung jawab. Bagaimanapun juga, mencegah terjadinya perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab jauh lebih baik dari pada harus menyelesaikannya bila hal tersebut sungguh-sungguh terjadi. (29) -Farid Husni, Direktur Pelaksana Daerah PKBI Jawa
Tengah, LSM yang aktif di bidang kesehatan reproduksi.

C. PENUTUP
1.    Kesimpulan
Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika. Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan.
Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat.
2.    Saran
·        Para orang tua harus secara aktif memberikan informasi kepada anak-anak mereka tentang pentingnya kesehatan seksual serta dampak yang ditimbulkan akibat hubungan seksual.
·        Bagi pemerintah lebih berperan aktif  lagi melakukan penyuluhan tentang penyakit menular seksual
·        Bagi remaja harus lebih berhati-hati dalam menafsirkan hubungan seksual dan lebih banyak mencari informasi tentang kesehatan seksual.
















DAFTAR PUSTAKA
Harahap, M. 1984. Penyakit Menular Seksual.Jakarta: Gramedia


Manuaba, IBG. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan


Rabe, Thomas. 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan. Jakarta: Hipokrates


Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/ Leher Rahim Dan Indung Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta.

Merry wahyuningsih. 2010. “10 Perilaku Kelainan Seksual” (online) (http://www.detikhealth.com/read/2010/04/09/123039/1335231/763/10-perilaku-kelainan-seksual)

Surya. 2010. “Dampak Negatif Masturbasi / Onani Bagi Pria (online)                       (http://gerry-tk.blogspot.com/2010/03/dampak-negatif-masturbasi-onani-bagi.html)

Setia Perdana. 2011.Pentingnya Kesehatan Reproduksi bagi Remaja (online)                                           ( http://artikel-aliansiremajaindependen.blogspot.com/2011/05/pentingnya-kesehatan-reproduksi-bagi.html)

Kamal zharif. 2011. Sekilas Tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) (online) (http://majalahkesehatan.com/sekilas-tentang-pms-penyakit-menular-seksual/)



2 komentar: