Welcome to my Word

Rabu, 31 Agustus 2011

MAXIMUM RIDE BOOK ONE EKSPERIMEN MALAIKAT

Yoyo... tau kan kalian Buku Maximun Ride? Maximum Ride ditulis oleh seorang penulis bernama Jamees Patterson. Buku ini terdiri dari 4 buku. 1.Maximum Ride: The Angel Experiment (USA: April 11 |UK: July 4, 2005)
2.Maximum Ride: School’s Out Forever (USA: May 23 |UK: August 14, 2006)
3.Maximum Ride: Saving the World and Other Extreme Sports (USA & UK: May 3, 2007)
4.Maximum Ride: The Final Warning (USA: March 17, 2008)

memang buku ini tidak terlalu populer seperti Harry Potter maupun Twilight yang telah difilmkan. namun buku ini memiliki kualitas yang tak kalah dengan buku-buku best seller. kisah yang penuh dengan perjuangan dan pertualangan membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca. yuk kita simak resensinya

Rekayasa Genetika
Apa yang ada di benakmu begitu mendengar dua kata tersebut? Percobaan dengan tikus? atau lab dengan tabung dan cawan-cawan Petri?
Tokoh kita kali ini, Maximum Ride adalah seseorang remaja putri berusia 14 tahun yang serupakan hasil dari rekayasa genetika, wujudnya adalah seorang manusia yang bersayap burung sepanjang 4 meter yang memiliki kemampuan tidak hanya terbang tapi juga kelebihan-kelebihan lain yang menakjubkan. Komposisinya adalah 98 % manusia dan 2% burung.

Inilah kisah fantasi yang tidak menggunakan setting negara antah berantah tapi benar-benar di kehidupan nyata, sehari-hari,jadi seolah-seolah yang membaca benar-benar merasa terlibat.
Saat diceritakan, Max hidup tidak di “sekolah” lab-nya tapi dia hidup bersama kawanan yang juga hasil dari rekayasa genetika. Mereka sejumlah 5 orang bersayap:
-Fang (14 tahun, lebih muda 4 bulan dari Max, tampan, cool dan rasional).
-Iggy (14 tahun, lebih muda 6 bulan dari Max, buta tapi memiliki insting yang tajam).
-Nudge (11 tahun, bisa tahu detail data dari benda yang dipegangnya).
-Gasman (8 tahun, punya “kelebihan” gas di tubuhnya, jadi jika dekat dengannya usahakan berada di posisi yang berlawanan dengan arah angin)
-Angel (6 tahun, bisa membaca pikiran orang lain dan bernapas dalam air).
Masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan saling melengkapi. Namun selain sama-sama punya sayap ada satu lagi persamaannya yaitu sama-sama punya selera makan yang luar biasa!. Mereka tinggal di salah satu rumah di daerah pegunungan atas usaha Jeb Batcheler, salah satu ilmuwan (ilmuwan di lab biasa disebut mereka Jas putih) yang mengungsikan mereka jauh dari lab. Jeb sudah dianggap sebagai Ayah angkat, yang membantu Max dan kawan-kawan sehingga mereka dapat hidup “normal” layaknya keluarga, keluarga tanpa pertalian darah. Sayangnya Jeb meninggalkan mereka dua tahun lalu dan diyakini dibunuh oleh anggota lab yang lain, sehingga akhirnya Max (yang usianya paling tua) yang mengambil alih tanggung jawab merawat ke 5 kawanan yang lain.
Ketenangan hidup keluarga bersayap tersebut terusik oleh mahluk rekayasa lain yaitu mahluk berwujud manusia yang bisa berubah menjadi serigala yang siap mencabik-cabik apapun yang ada dihadapannya, mereka menyebutnya Pemusnah. Dalam keadaan normal mereka adalah manusia sempurna dengan kulit licin bak foto model namun saat bertemu mangsanya dia langsung berubah wujud.
Dua kawanan hasil rekayasa genetika yang saling bermusuhan ini memang sengaja diciptakan oleh “Direktur” yang belum diketahui.
Kisah 6 anak-anak rekayasa genetika yang masih dibawah umur ini sarat diwarnai pertarungan demi pertarungan dengan para Pemusnah. Perjalanan panjang dan melelahkan dijalani tiada henti untuk menghindarinya.
Awal dari segala mimpi buruknya adalah saat Angel, salah satu kawanan paling kecil berhasil ditangkap oleh pemusnah yang salah satunya adalah Ari, anak Jeb dan dibawa kembali kesekolah. Angel dibawa ke lab tempat para Jas putih bekerja melakukan eksperimen-demi eksperimen. Dan saat berada di lab, Angel bertemu Jeb lagi. Sayang Jeb yang ditemuinya saat ini bukanlah Jeb yang bisa di baca pikirannya. Hal itu membuat Angel tak pernah buka mulut.
Para kawanan lain tentu saja tidak tinggal diam menghadapi situasi bahwa Angel diculik. Akhirnya perjalanan menempuh bahaya ke lab yang menjadi tempat sekolah yang paling mengerikan itu dilakukan juga. Awalnya Iggy yang buta tidak diikutkan dalam perjalanan dan Gasman bertugas menemaninya, namun saat para pemusnah terus menyerang maka akhirnya tak ada pilihan lain mereka berdua akhirnya menyusul.
Dalam perjalanan, saat Max menolong seorang gadis kecil Ella, yang diganggu oleh berandal yang hendak mencelakainya, Max mengalami luka tembak di lengan dan sayapnya. Beruntung ibu anak yang ditolongnya adalah seorang dokter, bernama dr. Martinez, tapi bukan dokter umum biasa, dia seorang dokter hewan. Meskipun dokter hewan akhirnya Max mendapatkan perawatan medis untuk mengobati lukanya. Saat di foto Rongten dia tahu bahwa didalam tubuhnya tertanam microchip kecil. Barangkali itulah kenapa para pemusnah bisa dengan cepat mengetahui keberadaan Max dan kawan-kawannya.
Berada di sebuah rumah kemudian ada ibu yang menerimanya apa adanya (kenyataan bahwa dia bersayap) dan makanan lezat serta kehangatan sebuah keluarga sungguhan membuat Max seperti di awang-awang. Obsesi tentang orang tua yang dia miliki dan meyakinkan diri bahwa dia lahir bukan ditetaskan dari telur tapi dari rahim seorang Ibu masih kuat melekat dibenaknya.
Saat melanjutkan perjalanan ke sekolah lab, mereka berlima masih saja menghadapi gangguan-gangguan dari para pemusnah. Akhirnnya dengan susah payah mereka berhasil sampai di sekolah lab yang dituju, dan bisa dipastikan pemusnah ada dimana-mana termasuk Ari.
Dalam sebuah pertarungan sengit, Max, Nudge dan Fang tertangkap, mereka dimasukkan dalam kandang mirip kucing dan anjing di petshop yang siap untuk dijual. Pada suatu ketika, kandang mereka didorong keluar ruangan dan berada ditempat latihan pemusnah di tanah lapang dekat lab, Iggy dan Gasman datang menyelamatkan dibantu elang-elang sungguhan yang sarangnya dekat dengan mereka saat sembunyi dari pemusnah. Angel, Max, Nudge dan Fang Akhirnya bisa lolos dari Lab.
Berhasil lolos dari lab bukanlah akhir dari semua petualangan, saat berada ditebing dekat sarang burung elang, Max mengalami sakit kepala yang luar biasa hingga tak kuasa mengepakkan sayapnya. Saat terjatuh, Fang mengangkat kembali tubuh Max. Max merasa ada suara-suara dalam otaknya yang memberi petunjuk tentang jati diri dan asal-usul kawanan bersayap tersebut yang berada di New York di sebuah Institut bernama Intitut Kehidupan. Apakah Institut Kehidupan itu? Ada apa dengan Max? Akankah Max dan kawanan lain bisa menemukan tempat tersebut dan mengetahui asal usulnya? Lantas apa pula rahasia Jeb dan Ari?
Kalo di certain semua-muanya gak seru kali ya…, jadi silakan nikmati kejutan-kejutan dari James Patterson di buku Maximum Ride #1 ini, okay?!
Kisah Fantasi
Kisah fantasi selalu saja menarik untuk di baca. James Patterson mengembangkan cerita Eksperimen Malaikat ini idenya dari buku James terdahulu yaitu When the Wind Blows (Ketika Angin Bertiup) dan The Lake House. Berhubung saya belum baca kedua buku sebelumnya jadi saya tidak memberi gambaran apapun.
Tulisan James yang penuh fantasi ini mengingatkan saya dengan The Golden Compas-nya Philip Pullman yang juga fantasi petualangan seorang gadis remaja, Lyra. Sementara untuk ide cerita Rekayasa genetika jika di Indonesia, mengingatkan saya pada bukunya Yonathan Rahardjo yang berjudul Lanang yang juga mengangkat tema Rekayasa Genetika yaitu Burung Babi Hutan dan sempat menjadi perbincangan di kalangan kritikus sastra beberapa waktu lalu.
Kisah yang seharusnya berat ini, terasa sangat ringan di tangan James Patterson terlebih yang membicarakannya adalah anak-anak usia belasan tahun yang tentu saja kadang kalo ngomong suka asal. Berani taruhan jika yang jadi tokoh sentralnya adalah Jeb dan kawan-kawannya sesama ilmuwan kisahnya pasti akan di bahas secara sangat serius.
Coba simak salah satu dialog saat mereka terguncang-guncang di dalam sebuah van untuk menyelamatkan diri dari para pemusnah ketika dalam perjalanan menuju lab. Dalam keadaan genting sekalipun anak-anak ini masih saja bisa membuat lelucon yang bisa membuat kita tetap tersenyum. Ah,dasar anak-anak..
“Lapor”, aku berkata lemah. (Max).
“Aku oke” Fang berkata disebelahku. Lehernya tergores sabuk pengaman, yang hampir membuat kepalanya terpenggal”
“Aku oke”, Nudge menimpali dari bangku belakang, terdengar kecil dan ketakutan. Aku memutar leher dan melihatnya. Iya tampak pucat,kecuali dibagian dahi yang membiru karena terbentur bangku Fang. Matanya melebar karena shock ketika melihat darah di wajahku.
“Hanya hidungku” aku buru-buru menenangkan. Luka didaerah kepala memang selalu mengeluarkan lebih banyak darah. Lihat sudah mulai berhenti kok” Bohong.
“Aku merasa seperti, seperti pudding” Iggy mengerang. “Puding yang terguncang. Pudding yang sangat kesakitan”
(Hal. 232-233).
Meskipun Novel Fantasi ini setebal 536 halaman, jangan salah, kamu bisa melahapnya dalam sekali jongkok alias tidak terlalu lama. Kisah yang dibuat dalam bab yang pendek-pendek (barang kali ini bab terpendek dari semua novel yang pernah saya baca) alur yang mengalir wajar, terjemahan yang bagus dan font yang lumayan tidak membuat mata sakit membuat novel ini sangat layak untuk dinikmati.
Apalagi dengan humor-humor alamiah khas remaja yang terasa tidak dibuat-buat. Seperti saat adegan Max mencium Fang karena saking kawatirnya ketika Ari menonjoknya sampai giginya rontok, Nudge dan Gasman hanya melongo, speechless, ekspresinya pasti lucu banget kalo di visualkan.
Ada 4 seri kisah petualangan Maximum Ride ini, tapi yang diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia sampai saat ini baru seri 1 dan 2. Meskipun buku ini ditujukan untuk bacaan remaja, novel ini sangat-sangat-sangat (upss..sampe 3x loh..! hihihi..) pantas untuk dibaca oleh orang yang tidak lagi remaja. Percayalah, kamu tidak akan berubah menjadi bayi setelah membaca tulisan Mr. James ini!
Tapi seperti kata Max di awal buku;
Jika kau berani membaca kisah ini, kau akan mejadi bagian eksperimen. Aku tahu kedengarannya misterius-tapi hanya itu yang bisa ku katakan sekarang. Max.
So, Berani ambil bagian?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar